Masjid Jami’ Kadilangu, Peninggalan Sunan Kalijaga
Masjid Jami' ( Kadilangu ) Trangkil Pati merupakan salah satu situs sejarah yang terlupakan di Kabupaten Demak. Menurut cerita yang sifatnya turun temurun dari orang tua, Masjid Jami' Kadilangu ini merupakan masjid peninggalan Sunan Kalijaga. Dulunya masih seperti musholla / langgar (Sebutan kuno) tidak seperti sekarang ini yang sudah dibangun sangat megah.
Didalam Masjid Jami' Kadilangu ada sebuah Jam Besar kuno dan tentunya antik. Menurut cerita, jam tersebut tahun pembuatannya adalah tahun 1920. Tentu kita semua belum lahir. Tetapi untuk merk dan tahun pembuatan secara jelasnya belum di ketahui secara jelas. Jam tersebut terbilang sangat antik, karena bandul pendulumnya terbuat dari kuningan murni yang bergerak turun jika Jamnya mulai berdetak.
Keunikan Jam ini lagi ada pada daya atau sumber penggerak jarum jamnya yang masih menggunakan "Per". Sedangkan untuk bunyi Jamnya saja ketika berdentang pun sangat lah nyaring. Sehingga menurut penuturan orang tua dulu bahkan suara dentangannya sampai terdengar diseluruh pelosok desa sekitar. jam tersebut sangatlah langka dan unik. Tapi semenjak 3 tahun yang terakhir, jam ini sudah tidak mau mengeluarkan dentang bunyi lagi. mungkin sudah tua atau mungkin memang butuh perawatan yang ekstra.
Sejarah Masjid Sunan Kalijaga
Masjid peninggalan Sunan Kalijaga yang berada di Kelurahan Kadilangu, Kabupaten Demak ini menurut khabar yang beredar Masjid itu dibuat secara pribadi dari salah-satu walisongo tokoh penyebar agama Islam di Jawa, yaitu Sunan Kalijaga dan menurut legenda yang berlaku Masjid tersebut dibuat hanya dalam satu malam. Letaknya dari Semarang sekitar 26 kilometer dan berada di Jalan Raden Fatah Sahid.
Menurut salah satu pengurus masjid, Masjid Kadilangu berdiri sejak 1534 lebih tua dibandingkan dengan Masjid Agung Demak yang didirikan pada 1578. Hal itu bisa dilihat diukiran kayu yang terletak di atas pintu utama masuk masjid yang bertuliskan Arab dengan terjemahan dalam bahasa Jawa "Punika Ngadekkipun Masjid Dina Ahad Wage Sasi Dzulhijah" bertepatan pada tahun tersebut.
Selain tergolong masjid tua, tempat ibadah itu memiliki keunikan yang lain yakni mustaka yang atapnya mirip dengan berbagai masjid lama seperti Masjid Agung Demak, Masjid Agung Kauman Semarang serta banyak lagi, atap limasan itu bersusun dua. Di kubah terpasang pengeras suara yang difungsikan untuk mengumandangkan azan agar terdengar hingga ke pelosok daerah.
Peninggalan Sunan Kalijaga
Saat masuk ke serambi masjid terdapat dua buah beduk yang berfungsi sebagai penanda masuk waktu shalat. Dari dua beduk itu salah satunya yang berada di sebelah kiri masjid merupakan peninggalan Sunan Kalijaga. Bedug bersejarah itu hingga saat ini masih kuat dan terlihat kokoh.
Setelah melihat serambi, di ruangan utama masjid terdapat saka guru atau tiang masjid yang berjumlah empat buah semuanya masih asli dan terbuat dari kayu jati. Begitu pula pintu dan jendela masjid masih utuh dari kayu jati belum diganti.
beberapa tahun lalu masjid itu dirombak, sehingga saat ini ada beberapa bangunan tambahan untuk mendukung fungsi masjid seperti tempat wudhu serta lantainya di keramik putih.
Menurut Raden Suprayitno Prawiro Kusumo yang juga merupakan Keturunan Sunan Kalijaga ke 14, sewaktu Sunan Kalijaga masih hidup, Masjid Kadilangu itu masih berupa surau kecil. Setelah Sunan Kalijaga wafat dan digantikan oleh putranya yang bernama Sunan Hadi (putra ketiga) surau tersebut disempurnakan bangunannya sehingga menjadi masjid seperti yang kita lihat sekarang ini.
Setiap kali menyambut bulan ramadan, Masjid Sunan Kalijaga juga menyelengarakan acara ramadan seperti pengajian sesudah sholat Subuh, Dzuhur, dan Ashar. Sedangkan sesudah sholat Magrib diadakan takjilan atau menu untuk buka puasa bersama. Takjilan ini biasanya sumbangan dari masyarakat sekitar masjid, yang sudah ditentukan jadwalnya secara bergiilr. Selain itu ada tadarusan setelah sholat Isya dan Tarawih.
Ketika Bulan Ramadhan kebanyakan yang menyemarakkan masjid tersebut hanya warga sekitar, sedangkan pengunjung dari luar sedikit tidak seperti bulan biasa. Tidak jauh dari masjid terdapat makam Sunan Kalijaga yang banyak dikunjungi saat sebelum puasa.
Sumur Peninggalan Sunan Kalijaga
tepat dibelakang rumah sunan kalijaga (dulu) terdapat sumur yg konon berasal dari 7 sungai yg berbeda dan kurang lebih 70m berada di depan Masjid Kadilangu. siapapun yg mandi di sumur ini (konon) akan sembuh dari segala penyakit yg di deritanya. Sebagian kecil dari para peziarah yang tahu akan ritual ini, katanya dari kabar “entah kebetulan atau tidak, setelah mandi dan minum dari air sumur ini si tante sembuh dari penyakit diabetesnya”.
Sumur tersebut memang berada dilokasi yang sedikit serem karena berada di tempat yang sepi dari aktifitas warga, kalau di lihat dari sekitar lokasi sumur terdapat sebuah rumah yang menurut kabar yang ada rumah tersebut dulunya adalah rumah dari sunan kalijaga sendiri.
No comments:
Post a Comment