Friday, May 19, 2017

masjid besar semarang, kemegahan penyebaran islam di semarang

Masjid Besar Kauman Semarang, Kemegahan Bangunan Masjid
Masjid Agung Kauman Semarang adalah sebuah nama Masjid yang begitu megah yang terletak di pusat kota semarang dan lebih di kenal oleh masyarakat luas dengan sebutan itu ketimbang nama Masjid Besar Kauman, walaupun sebenarnya nama tersebut sudah di ganti menjadi Masjid Besar Kauman Semarang, sesuai dengan nama yang tertulis di pintu gerbang Masjid dan tertulis di fasad depan masjid. Tulisan dengan huruf arab yang cukup besar, namun masyarakat  sekitar lebih mengenal masjid ini dengan sebutan Masjid Agung Kauman Semarang.

Lokasi Masjid Besar Kauman Semarang ini dulunya memang berdiri megah tepat di depan alun alun kota Semarang. Namun seiring dengan bergulingnya waktu, yaitu sejak tahun 1938 alun alun tadi beralih fungsi menjadi kawasan komersil yaitu dengan diadakannya Pasar Johar, Pasar Yaik, gedung BPD dan juga Hotel Metro yang melaju untuk menjadikan area Kawasan tersebut menjadi kawasan Perdagangan serta pusat perbelanjaan di kota Semarang. 
Masjid ini berada di kota Semarang lebih tepatnya terletak di Jl alun alun barat no 71 Semarang atau sebelah barat pasar Johar Semarang.
Masjid Besar Kauman Semarang saat ini berada di antara bangunan bangunan menjulang tinggi yang mengepung masjid ini. Sekarang Masjid Kauman atau Masjid Besar Semarang letaknya tidak lagi berada dalam wilayah Kampung (Kelurahan) Kauman, tetapi masuk dalam wilayah Kelurahan Bangunharjo Semarang Tengah.
Sejarah MASJID Besar Kauman SEMARANG
sebutan Masjid Besar Kauman Semarang itulah yang sering di ucapkan masyarakat tentang nama Masjid ini,. Masjid Kauman ini merupakan rangkaian perkembangan dari sejarah pembangunan masjid di Semarang. Masjid pertama di Semarang ini dulu terletak di daerah mugas yang didirikan oleh Kyai Ageng Pandan Arang. Ketika beliau hijrah ke kota Semarang, beliau mendirikan masjid sebagai tempat ibadah. Pembangunan masjid yang terletak di komplek alun-alun Semarang itu merupakan suatu masjid paling besar di Semarang ( dulunya ) yang akhirnya mengabadikan nama Kyai Adipati Surohadimenggola II sebagai pendiri pertama Masjid Besar Kauman Semarang.
masjid ini Dibangun pada tahun 1170 Hijriah, bertepatan dengan tahun 1749 M. Hal ini didasarkan dengan adanya inskripsi berbahasa dan berhuruf jawa yang terpatri di batu marmer tembok bagian dalam gerbang masuk ke Masjid Besar Kauman Semarang, masjid ini dibangun pada tahun 1170 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1749M. lengkapnya inskripsi tersebut berbunyi seperti berikut :

“Pemut kala penjenengane Kanjeng Tuwan Nikolas Harting hedelir gopennar serta sarta Direktur hing tanah Jawi gennipun kangjeng Kyahi Dipati Surahadimanggala hayasa sahega dadosse masjid puniki kala Hijrat 1170”
artinya: “Tanda peringatan ketika kanjeng Tuan Nicoolass Hartingh, Gubernur serta Direktur tanah Jawa pada saat Kanjeng Kyai Adipati Surahadimanggala membangun hingga jadinya masjid ini pada tahun 1170 Hijrah”
Tuan Nicoolass Hartingh adalah tokoh utama penggerak lahirnya perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Hasil dari perjanjian ini mengakibatkan pecahnya wilayah Kesultanan Mataram atau dikenal dengan Palihan Nagari menjadi wilayah kesultanan Ngayokyakarta Hadiningrat berpusat di Yokyakarta dan Kasunanan Surakarta. Nicoolas Hartingh kemudian dihadiahi rumah dinas oleh pemerintah penjajahan Belanda (VOC) di daerah tugu muda dengan nama De Vredestein atau Wisma Perdamaian.
Lokasi Masjid Besar Kauman Semarang
Pada tahun 1983, Masjid Besar Kauman Semarang masih berhalaman depan Alun Alun Kota Semarang. Alun alun kota Semarang sendiri kini sudah beralih fungsi sejak tahun 1938.
Tradisi Ramadhan di Masjid Besar Kauman
Ketika waktu dhuhur menjelang bulan Ramadhan, lebih tepatnya setelah shalat dzuhur hingga menjelang ashar, masjid Besar Kauman ini akan dipenuhi oleh banyak orang yang mendengarkan pengajian Al Qur’an. Pembacaan tersebut akan dipimpin oleh Al Hafiz. Al Hafiz yang juga mampu menafsirkan inti dari setiap kata dan ayat Al Qur'an, yang disampaikan dalam bahasa Jawa. Masjid ini selalu ramai dikunjungi oleh umat islam dari berbagai penjuru.
Prosesi Pawai Dukderan
Untuk menyambut bulan suci Ramadhan, kebiasaanya  terdapat tradisi pawai Dugderan. Pawai ini sekarang digabungkan kegiatannya bersama tiga masjid besar di kota Semarang, yakni Masjid Agung Semarang atau lebih dikenal Masjid Kauman, Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima, dan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Pawai dugderan yang telah direncanakan biasanya mengambil dua garis start, di Masjid Kauman yang dipimpin Wali Kota Semarang dan Masjid Baiturrahman yang dipimpin Gubernur Jateng. Kemudian kedua rombongan pawai yang berangkat dari dua masjid berbeda kemudian dipertemukan Jl Ahmad Yani. Selanjutnya berangkat bersama-sama menuju MAJT. Awalnya pelaksanaan pawai dugderan berangkat dari halaman Balai Kota menuju Masjid Kauman. Tetapi beberapa tahun terakhir, rute pawai diteruskan hingga ke MAJT.
Perubahan konsep itu juga mencakup lokasi pasar malam yang selalu menyertai tradisi dugderan yang memiliki ikon unik, yakni karakter warak ngendhog. Pasar malam dugderan ini sejak tahun 2008 ditempatkan di sekitar MAJT. Sementara tahun-tahun sebelumnya selalu di sekitar Masjid Kauman. Upaya pengembangan pawai dugderan ini untuk lebih menyemarakkan kegiatan tradisi budaya yang sudah ada sejak lama.

No comments:

Post a Comment