Makam Sunan Kalijaga, Wali yang Terkenal Sangat Merakyat
Semua warga jawa pasti tahu ulama atau wali yang menyebarkan agama islam di tanah jawa yang keseluruhan terbagi wilayah masing masing, sunan atau wali yang menyebarkan islam di sini jumlahnya ada Sembilan maka sering di sebut wali songo ( Wali Sembilan ), untuk membahas wali sembilan tentu tidak luput dari yang namanya Wali yang berasal dari Demak, yang sering di sebut Sunan Klaijaga.
Kono pada saat itu, Raden Fatah bersama adiknya Aryo Bangah mengadakan perjalanan. Di tengah perjalan mereka bertemu Sunan Ampel dan kemudian berguru tentang agama islam dengan beliau. Setelah di rasa ilmunya sudah cukup mereka berdua dikasih mandat oleh sang guru. Di daerah Terung, Aryo Bangah diangkat menjadi Adipati, sedangkan raden Patah disuruh meneruskan perjalanan ke Barat untuk membangun masjid dan menyebarkan agama Islam. Itu merupakan saran dari gurunya, yaitu Sunan Ampel.
Sewaktu Raden Patah tiba di sebuah hutan belukar yang baunya wangi, ia membuka hutan menjadi sebuah permukiman dan tanah-tanahnya ditanami dengan berbagai tanaman pertanian. Daerah hutan tersebut diberi nama Bintoro dan raden Patah menjadi Adipati Bintoro yang pertama. Lalu, apa yang terjadi? Bintoro berkembang pesat sehingga saat ini kita kenal dengan daerah Demak. Setelah itu, Raden Patah bertemu dengan Sunan Kalijaga yang pada saat itu dipanggil Raden Said.
Raden Patah berniat mendirikan masjid atas bantuan Sunan Kalijaga, karena dahulu guru dari Raden Patah yaitu Sunan Ampel menyarankan agar Raden Patah mendirikan masjid namun belum terlaksana. Raden Patah memberikan mandat kepada Sunan Kalijaga untuk memimpin para wali dalam rangka membuat masjid, nama masjid tersebut adalah Masjid Agung Demak yang pada saat ini masih bisa kita lihat kemegahan bangunannya. Setelah masjid yang megah dibangun, Raden Patah memberikan hadiah kepada Sunan Kalijaga berupa tanah di manapun Sunan Kalijaga inginkan. Sunan Kalijaga memilih hutan yang berbau “langu”, lalu jadilah nama daerah Kadilangu. Daerah Kadilangu berkembang pesat. Sunan Kalijaga meninggal di daerah tersebut dan dimakamkan di makam yang dikenal dengan nama Makam Kadilangu.
Sejarah Sebuah Nama Sunan Kalijaga
Makam Sunan Kalijaga berada di Kadilangu, Demak dalam bangunan kokoh dengan ukiran Jepara terbaik baik di pintu, jendela, maupun tiang-tiangnya. Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari Walisongo yang mempunyai sejarah hidup yang unik dan mengesankan. Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilwatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon.
Sebelah makam sunan kalijaga terdapat masjid yang dibangun oleh sunan kalijaga. Masjid Sunan Kalijaga ini berdiri di tengah-tengah masyarakat santri. Beberapa meter di sebelah timur Kompleks Makam Sunan Kalijaga dan keluarganya, di Kadilangu, Demak. Di situ terdapat madrasah dinniyah dan TPA. Sejauh ini, tidak diperoleh data akurat kapan persisnya masjid kuno ini dibangun untuk pertama kali. Namun, berdasarkan cerita mulut ke mulut, masjid itu dibangun Sunan Kalijaga pada suatu malam dan selesai malam itu juga, sebelum dilaksanakan shalat Subuh berjamaah pada tahun 1479 M. Wallahu ’alam. Yang jelas, menurut prasasti yang tersimpan di sana, masjid itu mengalami renovasi pertama kali pada 1564 M oleh Pangeran Wijil. Namun, tidak pula terlacak Pangeran Wijil keberapa di antara lima Pangeran Wijil yang tercatat dalam sejarah.
Sejarah Sunan Kalijaga yang Sangat Merakyat
Sunan Kalijaga terkenal sebagai seorang wali yang sangat merakyat, sehingga sering dijuluki sebagai muballigh keliling atau dai kelana. Tak cuma wong cilik yang suka mendengar wejangannya, kaum bangsawan dan cendekiawan pun amat simpati kepada beliau, karena caranya mensyiarkan agama Islam yang disesuaikan dengan keadaan dan zaman pada waktu itu. Namun, terlepas dari sikap tolerannya, Sunan Kalijaga juga seorang wali yang kritis. Maka tidaklah mengherankan jika Makam Sunan Kalijaga banyak dikunjungi para peziarah untuk berdo’a (ngalap berkah) dan mendekatkan diri atau mengingatkan diri kepada kematian.
Setiap harinya tidak kurang dari ribuan para peziarah yang datang untu bertawasul kepada sunan kalijaga agar semua permintaan di kabulkan oleh yang maha kuasa. Walaupun sunan kalijaga sudah meninggal dunia ratusan tahun silam tetapi masyarakat yakin dan percaya keberkahan beliau masih tetap bisa dirasakan masyarakat luas.
Alamat dan Akses Menuju Makam Sunan Kalijaga
Makam Sunan Kalijaga berada di desa Kadilangu, kecamatan Demak, kabupaten Demak, jawa tengah, berjarak kurang lebih 1,5 km dari pusat kota Demak ( alun alun Demak ).
Untuk menuju ke lokasi makam kadilangu sangat lah mudah, apabila sudah sampai di kota yang berjuluk kota wali ini maka anda tinggal menuju pusat kota Demak yaitu suatu tempat yang di tandai dengan sebuah lapangan yang berbentuk bulat yang disebut alun alun dan juga di tandai bangunan masjid yang sangat megah Masjid Agung Demak, setelah sampai disitu itu pertanda tujuan anda sudah dekat yakni tinggal 1,5 km saja. Langsung saja anda menuju lokasi yang dikehendaki atau dengan bertanya kepada warga sekitar pasti anda akan diberitahu dengan ramah lokasi Makam Kadilangu.
No comments:
Post a Comment