Tuesday, May 16, 2017

Kemegahan Masjid Agung Jawa Tengah

Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang, Dengan Arsitektur Jawa, Islam dan Romawi

Bagi anda yang menyukai wisata religi, mungkin Masjid Agung jawa tengah ini bisa menjadi alternative yang tepat untuk disinggahi, selain digunakan sebagai tempat beribadah untuk umat islam masjid ini juga sering di jadikan tempat untuk wisata religi. Bangunan Masjid Agung Jawa Tengah ini sangat megah nan indah mempesona. Masjid Agung ini dibangun sejak tahun 2001 dan selesai secara keseluruhan pada tahun 2006. Kalau dilihat dari lamanya masa pembuatan, tidak heran bila Masjid yang berdiri di atas lahan 10 hektare ini menjadi bangunan masjid yang sangat megah.
Masjid Agung Jawa Tengah ini diresmikan oleh Presiden ke 6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) adalah sebuah masjid provinsi bagi provinsi Jawa Tengah yang terletak di Semarang. Keberadaan dari bangunan masjid ini tidak lepas dari Masjid Besar Kauman di Semarang.
Sejarah Masjid Agung Jawa Tengah
Pembangunan ( MAJT ) sebutan dari Masjid Agung Semarang ini, bermula dari kembalinya tanah banda (harta) wakaf yang dimiliki Masjid Besar Kauman Semarang yang sekian lama sudah tidak menentu nasibnya. Hilangnya tanah wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang berawal dari proses tukar guling dari tanah wakaf Masjid Kauman yang seluas 119.127 ha dan dikelola oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) tim tersebut terbentuk dari Bidang Urusan Agama Depag Jawa Tengah, KeMeNag.
Dengan alasan karena tanah itu tidak produktif, oleh BKM tanah tersebut di tukar guling dengan lahan tanah seluas 250 ha yang berada di Demak lewat PT. Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT. Tensindo miliknya Tjipto Siswoyo.
Hasil perjuangan dari banyak pihak untuk mengembalikan tanah wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang tersebut akhirnya berbuah manis setelah melalui banyak perjuangan panjang. ( MAJT ) kemudian dibangun di atas salah satu petak tanah tanah wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang yang sudah kembali tersebut.
Arsitektur Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah dirancang dengan gaya arsitektur campuran dari Jawa, Islam dan juga Romawi. Diarsiteki oleh Ir. H. Ahmad Fanani yang berasal dari PT. Atelier Enam Jakarta yang telah memenangkan tender sayembara desain MAJT pada tahun 2001.
Bangunan utama dari masjid yang beratapkan limas khas dari bangunan Jawa namun dibagian ujungnya juga dilengkapi dengan kubah besar yang berdiameter 20 meter ditambah lagi dengan 4 menara yang masing masing setinggi 62 meter pada tiap penjuru atapnya sebagai bentuk dari bangunan masjid universal Islam lengkap dengan satu menara yang terpisah dari bangunan masjid setinggi 99 meter.
Gaya Romawi juga terlihat dari bangunan 25 pilar yang ada dipelataran masjid. Pilar pilar yang bergaya koloseum Athena di Romawi dihiasi dengan kaligrafi kaligrafi yang indah, dan menyimbolkan 25 Nabi dan Rosul, pada gerbangnya juga dituliskan dua kalimat syahadat, pada bidang datar tertuliskan huruf Arab Melayu "Sucining Guno Gapuraning Gusti".
fasilitas Masjid Agung Jawa Tengah
Di dalam area MAJT juga terdapat Menara Asma Al-Husna Setinggi 99 Meter yang terdiri dari : lantai 1 difungsikan untuk Studio Radio DAIS MAJT, lantai 2 difungsikan untuk museum Perkembangan Islam Jawa Tengah, Lantai 18 sebagai rumah makan berputar, lantai 19 sebuah Gardu pandang kota Semarang dan pada lantai 19 adalah Tempat rukyat al-hilal.

Pada area serambi Masjid Agung Jawa Tengah ini dilengkapi dengan 6 payung raksasa otomatis seperti yang di miliki Masjid Nabawi Madinah, Tinggi dari masing masing payung otomatis tersebut adalah 20 meter dengan diameter 14 meter. Payung elektrik tadi akan dibuka kalau ada kegiatan shalat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha dengan catatan kondisi angin tidak melebihi 200 knot, tetapi apabila para pengunjung berminat hendak melihat proses dari mengembangnya payung elektrik tersebut bisa menghubungi pihak pengurus Masjid Agung.
MAJT juga memiliki koleksi Al Quran raksasa yang berukuran 145 x 95 cm². Ditulis tangan oleh Drs. Khyatudin, dari Pondok Pesantren Al-Asyariyyah, Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo. Lokasinya berada di dalam ruangan utama tempat shalat. Disini juga terdapat bedug raksasa yang berukuran panjang 310 cm, dengan diameter 220 cm. Merupakan replika dari bedug Pendowo Purworejo. Dibuat oleh para santri dari pondok pesantren Alfalah, Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, asuhan dari KH Ahmad Sobri, menggunakan kulit lembu Australia.
Yang tidak kalah menarik adalah tongkat khatib yang di gunakan berkhotbah saat acara shalat jumat atau shalat idul fitri dan idul adha, tongkat khatib tersebut adalah tongkat pemberian Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darusalam.
Alamat dan Rute Menuju Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah terletak di pinggiran Kota Semarang, tepatnya di Jl. Gajah Raya No. 128, Sambirejo, Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah. Dari Simpang Lima yang merupakan pusat Kota Semarang, anda bisa menyusuri jalan Brigjend Sudiarto menuju ke arah Perempatan Lamper dengan pusat perbelanjaan Lottemart sebagai penanda. Dari daerah situ anda kemudian ambil arah menuju Jalan Gajah Raya, lurus saja sampai anda menemukan bangunan yang megah yang berupa masjid di pinggir jalan agak jauh, itu lah masjid Agung Jawa Tengah.
Kompleks Masjid Agung Jawa Tengah ini dikelilingi oleh lokasi persawahan yang sangat luas sehingga terlihat hijau segar. Anda bisa mencapai masjid dengan naik angkutan umum atau kendaraan pribadi. Masjid berjarak cukup jauh dari pintu gerbang utama, sehingga apabila anda naik angkutan umum harus berjalan kaki terlebih dulu.
Tiket Masuk ke Masjid Agung Jawa Tengah
Sebagai tempat ibadah, kamu tidak perlu membayar bea masuk jika hendak berkunjung ke kawasan ini. Kamu hanya cukup membayar biaya parkir kendaraan. Namun jika ingin naik ke menara alias Tower Al Husna, kamu harus merogoh kocek sebesar Rp 7.000 per orang. Sedangkan jika ingin menggunakan teropong di atas menara kamu harus memasukkan koin seribuan.
Jam Buka Masjid dan Tower Al Husna
Masjid Agung Jawa Tengah buka setiap hari, namun untuk aktivitas wisata dibatasi dari pukul 08.00 – 21.00 WIB. Sedangkan Menara Al Husna akan ditutup pada saat sholat. Berikut ini daftar jam buka Tower Al Husna: 08.00 – 11.00 WIB, 12.30 – 14.30 WIB, 15.45 – 17.00 WIB, 18.30 – 21.00 WIB. Jadi pastikan kedatanganmu pada saat jam ibadah sehingga anda bisa beribadah dan juga setelah itu bisa naik ke atas menara, dan menikmati teropong Toser Al-Husna.

1 comment: