Thursday, December 29, 2016

keberagaman Candi-candi di dataran Tinggi Dieng Wonosobo

Candi-Candi di Dataran Tinggi Dieng Wonosobo
Di dataran tinggi Dieng terdapat sebuah komplek yang di penuhi candi candi yang brasal dari agama Hindu – Siwa, komplek ini terletak di tanah dengan ukuran panjang mencapai 1 km dan lebar mencapai 0,8 km, di lokasi sekitar komplek candi ini terdapat sebuah danau yang terkenal dengan nama Bale Kambang dan agar airnya tidak terlalu penuh maka di area danau terdapat saluran pipa yang disebut dengan saluran Aswatama yang mana sebagian saluran tersebut terdapat di dekat candi arjuna, di arah sebelah utara terletak sebuah gunung prahu dan dari arah gunung tersebut terdapat aliran sungai Tulis yang mengalir kearah selatan dan masuk ke dalam dataran Tinggi Dieng.

 Dieng merupakan sebuah kompleks candi yang berasal agama Hindu-Siwa, terletak di tanah dataran tinggi Dieng (Dihyang), dengan ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut, berukuran panjang 1 km dan lebar 0,8 km. Di sebelah utara terletak Gunung prahu dan dari arah gunung ini mengalir Sungai Tulis ke arah selatan, masuk ke dataran tinggi Dieng dan dahulunya membentuk semacam danau yang dikenal dengan nama Bale Kambang. Agar air tidak terlalu penuh terdapat saluran berupa pipa yang disebut Saluran Aswatama yang sebagian ditemukan di dekat Candi Arjuna.
Candi candi yang ada di kawasan komplek dataran Tinggi Dieng sekarang berjumlah sekitar delapan buah, dan candi candi tersebut kemungkinan berasal dari abad 8 – 10 masehi karena terdapat sebuah prasati yang ditemukan di dalam komplek yang bertuliskan tahun 713 saka atau tahun 809 mesehi, namun ada sebuah indikasi bahwa candi candi tersebut usianya lebih tua dari tahun yang tertera dilokasi.
Candi candi yang terdapat di komplek dataran Tinggi Dieng semuanya diberi nama sesuai dengan nama tokoh tokoh pewayangan, yaitu candi Arjuna, candi Semar, candi Srikandi, candi Purtadewa dan candi Gatotkaca. Kalau melihat nama nama tersebut jelas bukan  nama tokoh Mahabharata india karena memang didalamnya juga termasuk nama punakawan Semar, hal tersebut berarti nama nama candi yang ada di kawasan tinggi Dieng adalah bukan nama asli dari candi tersebut.

Candi Dieng, Warisan Kerajaan Abad ke 7
Dari warisan Dinasti Sanjaya sampai sekarang ini masih bisa anda nikmati bangunannya di dataran tinggi Dieng Wonosobo, dahulu masih banyak bangunan candi hampir 400 bangunan candi pernah berdiri di tempat yang terkenal dengan julukan Negeri para Dewa ini, sehingga Dataran Tinggi Dieng dan kumpulan candi candi yang terdapat dikomplek ini disebut juga komplek Candi Hindu Jawa. Berdasarkan dari prasasti yang terdapat di situs Dieng, candi candi tersebut di perkirakan di bangun pada abad ke 8 m sampai abad ke 13 m, sebagai wujud kebaktian pada jaman dahulu kepada Dewa Syiwa dan Sakti Syiwa (istri Syiwa).
kalau melihat dari 21 bangunan yang ada di kawasan Dieng maka Candi Dieng terbagi menjadi 5 kelompok dan 4 kelompok bangunan Ceremonial Site ( tempat pemujaan ) yaitu:
Kelompok Candi Arjuna (pandawa 5)
Kelompok Candi Gatotkaca
Kelompok Candi Bhima
Kelompok Candi Dwarawati / Parikesit
Kelompok Candi Magersari
Kelima kelompok candi yang ada di kawasan komplek adalah bangunan tempat tinggal (settlement site) yang mana sisa sisa puingnya masih bisa di lihat oleh para pengunjung disekitaran komplek Candi Arjuna.

penemuan baru Candi Setyakti
sebagaimana candi candi yang terdapat di tanah jawa, candi Dieng juga mempunyai corak Hindu Syiwa, di lihat dari sebuah penemuan prasasti di dalam komplek dan disitu terdapat angka tahun 713 saka atau sama dengan tahun 809 masehi sehingga memungkinkan candi yang terdapat dilokasi komplek dataran tinggi Dieng berasal dari abad viii-ix, namun selain itu juga memungkinkan adanya persepsi lain bahwa candi dieng lebih tua sedikit masuk pertengahan abad delapan (viii).
Seperti yang disebut diatas bahwa candi candi di Dieng mempunyai nama tokoh pewayangan seperti Arjuna, candi Semar, Candi Srikandi, candi Untadewa, candi Sembadra, candi Bima, candi Dwarawati, candi Gatotkaca, dan nama nama tersebut sudah jelas bukan Saduran tokoh Mahabharata, ada salah satu candi yang bernama tokoh Punakawan taitu Candi Semar.
Deskripsi dan Kronologi Candi Dieng
Mengenai seluk beluk candi Dieng pernah disinggung dalam buku Inleiding tot de Hindoe- javaansche Kunst tahun (1923) karya N.J.Krom. di dalam bukunya N.J.Krom mengupas tentang seputar kronologi candi candi di jawa tengah berdasarkan ragam hias kala-makarannya.
Ada juga penulis lokal yang pertama kali mengupas tuntas tentang candi Dieng dia adalah Soetjipto Wirjosuparto, dalam bukunya Sedjarah Bangunan Kuna Dieng (1957) dia mengatakan bahwa komplek Dieng ini pertama kali dikunjungi pada tahun 1814 oleh H.C.Cornelius, dan menurut laporanya dataran Dieng dulunya masih berupa danau dan sebagian dari candi ada yang terendam air, baru pada tahun 1856 airnya di alihkan sehingga lokasinya menjadi kering kemudian oleh J.Van Kinsbergen membuat gambar candi candi ini, kalau dilihat sepintas memang candi di Dieng sangat mirip dengan Kuil kuil di India, tetapi bila dilihat lebih detail maka akan terlihat perbedaan yang mencolok.
Ada ciri ciri umum pada candi candi di Dieng, yaitu berdenah bujur sangkar, dan memiliki tiga bagian candi, yakni kaki-tubuh-atap. Pengecualian ada pada candi Semar, candi ini berdenah empat persegi panjang dan atapnya tidak menjulang tetapi berbentuk Padma (sisi genta) tidak sama dengan  candi-candi lainnya.



1 comment: