Thursday, July 20, 2017

Kampung Arab di Semarang mempunyai Masjid Tertua

Masjid Tertua di Semarang, Masjid Menara

Masjid Layur merupakan salah satu bangunan kuno berupa masjid tua di kota Semarang ini disebut pula Masjid Menara Kampung Melayu, dan merupakan peninggalan pedagang dari tanah Arab dan Gujarat yang pernah singgah di Semarang.

Bangunan Masjid sendiri tidak bergaya Arab sepenuhnya, tetapi memiliki lebih banyak unsur lokal. Lantai bangunan setangkup tersebut dinaikkan dan hanya dapat dicapai dengan tangga yang terdapat pada sisi muka. Walaupun sudah dimakan usia namun masjid ini masih kokoh dan masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah. Sampai sekarang masjid ini masih terus dirawat oleh yayasan masjid setempat sebagai upaya pelestarian sejarah dan sebagai masjid tua kebanggaan kota Semarang. Secara menyeluruh Masjid Layur masih asli seperti pertama kali dibuat, hanya ada sedikit perbaikan seperti penggantian genteng dan penambahan ruang untuk pengelola terdapat sisi kanan kompleks masjid.
Dinamakan Kampung Melayu karena sudah merupakan tempat hunian pada tahun 1743 yang sebagian besar orang yang mendiami kawasan tersebut adalah orang melayu. Pada masa tersebut di kampung ini terdapat tempat untuk mendarat kapal dan perahu yang membawa barang dagangan.
Lokasinya yang sangat strategis mengundang orang untuk bertempat tinggal disitu. Seperti  kota lain di Indonesia, kota Semarang, Jawa Tengah juga memiliki daerah yang dahulu didiami mayoritas warga pendatang berdarah Arab dan Melayu.
Di daerah yang letaknya dekat dengan Pasar Johar dan tak jauh dari stasiun tua Semarang Tawang itu juga berdiri Masjid Layur, masjid tertua di Semarang yang dibangun para pedagang dan ulama dari Yaman  dan Gujarat sekitar pertengahan abad ke 17.
Tercatat bahwa orang-orang dari Arab kemudian menempati kampung tersebut. Pada masa itulah kiranya masjid yang telah ada dikembangkan lagi dan memperoleh pengaruh yang dapat dilihat sampai sekarang. Berpengaruhnya orang Arab di situ diperkuat oleh catatan Liem (1930) yang menyebutkan bahwa usaha pendirian klenteng oleh masyarakat Cina yang tidak begitu banyak jumlahnya di kampung tersebut ditentang habis-habisan oleh penduduk keturunan Arab pada tahun 1900. Penambahan menara pada bagian depan masjid menyebabkan masjid juga terkenal dengan nama masjid menara.
Sejarah Masjid Menara (layur)
Di masa pendudukan Jepang dan Belanda, masjid tersebut juga difungsikan untuk membuat rencana perlawanan pemuda-pemuda Indonesia berdarah Arab melawan penjajah. Seiring berjalannya waktu, saudagar-saudagar pedagang dari Melayu itu membentuk sebuah perkampungan sehingga membutuhkan tempat ibadah.
Yang menjadi banyak perhatian dari para wisatawan ketika menyusuri jalan jalan menuju masjid Menara tersebut tidak lain adalah banyaknya orang yang berketurunan arah masih tinggal di sekitar area kampung Masjid Menara.
Memang banyak yang membenarkan bahwa di tempat ini dulunya banyak di huni masyarakat yang berketurunan Arab dan Melayu. Seseorang warga membenarkan kalau dahulu lokasi ini banyak didiami orang dari jazirah Arab, saat ini warga keturunan Arab yang tinggal di daerah ini sudah sedikit jumlahnya.
Mereka mulai meninggalkan Kampung Melayu ini pada awal tahun 90-an, ketika banjir rob mulai melanda daerah ini. Wajar, karena daerah ini persis berada di sisi Sungai Mberok, yang bermuara ke pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Semenjak tahun 80-an daerah kampung ini mulai kerap di hampiri oleh air laut, makanya penduduk warga arab satu persatu mulai meninggalkan tempat ini, dan sampai saat ini jumlahnya tinggal sedikit sekali.
Arsitektur masjid ini kental bergaya Timur Tengah, hal ini terlihat pada menara yang berdiri di depan pintu masuk masjid. Sementara itu, bangunan utama masjid bergaya khas Jawa dengan atap masjid susun tiga.
Namun, secara keseluruhan Masjid Layur merupakan percampuran dari tiga budaya yakni, Jawa, Melayu, dan Arab. Masjid Menara masih sama seperti pertama kali dibuat. Hanya ada sedikit perbaikan dan penggantian pada bagian genteng dan penambahan ruang untuk pengelola di sisi kanan masjid.
Alamat Masjid Menara (layur)
Alamat Masjid Menara (layur) ini berada di Kelurahan Dadapsari Kecamatan Semarang Utara .
Ruet Menuju Masjid Menara (layur) Semarang
Lokasi Masjid Menara (Layur) ini berada di Jalan Layur dan mudah dijangkau, dari pasar johar ke arah Kota Lama melalui kantor pos jalan pemuda, sebelum jembatan berok belok kiri.
Jika menemui kendala untuk sampai ke lokasi jangan sungkan untuk bertanya kepada warga sekitar. Maklum, tempat ini tidak setenar kawasan Kota Tua Semarang, atau pun kawasan Simpang Lima. Lokasinya pun harus melewati gang-gang yang tidak terlalu lebar.

1 comment: