Museum Perkembangan Islam di Jawa Tengah
Jawa tengah merupakan provinsi yang mempunyai beragam tempat wisata, berupa wisata religi, wisata kuliner maupun wisata alam pun tersaji di jawa tengah. Seiring dengan berkembang jaman, jawa tengah membangun sebuah Museum untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang perkembangan islam di wilayah tersebut, dan semenjak diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) pada tahun 2007, maka menyebabkan PEMDA untuk pembangunan pariwisata di Jawa Tengah terus ditingkatkan, dan hasilnya kunjungan para wisatawan ke jawa tengah semakin tinggi. Salah satu yang banyak di minati pengunjung adalah wisata religi.
Di Jawa Tengah ada banyak sekali wisata religi, salah satunya yang paling terkenal adalah Masjid Agung Semarang yang berada di Jl Gajah Raya Kelurahan Sambirejo Kecamatan Gayamsari, Semarang. Bangunannya sangat megah dan menawan ditambah adanya bangunan menara yang membuat kawasan ini semakin banyak di minati wisatawan, di sebut dengan menara Al Husna yang menjulang tinggi dimana terletak museum perkembangan islam Jawa Tengah di dalamnya. Museum perkembangan islam ini terhitung relatif baru, di resmikan pada tanggal 28 September 2007 oleh Gubernur Jawa Tengah H Mardiyanto.
Akses untuk menuju ke museum perkembangan islam di lantai 2 dan 3 hanya bisa menggunakan lift, dan harus antri terlebih dahulu untuk menggunakan lift tersebut karena maksimal lift hanya bisa mengangkut 750 kg atau sekitar 8- 10 orang, dan sudah ada petugas di pintu masuk lift yang mengaturnya.
Setelah masuk ke museum, kita akan di suguhi dengan pemandangan yang bernuansa islami yaitu peninggalan sejarah berupa artefak-artefak seperti Iluminasi Al Qur’An, Wayang golek Menak, Wayang Sadat, Gayor Masjid Sunan Muria, Gamelan, Ornamen Dua Sisi, Ornamen Masjid Mantingan, Keramik, Koleksi peninggalan Islam Awal, Artefak Kapal dagang, Miniatur menara Kudus, manuskrip yang berisi ilmu tafsir dan fikih, dan masih banyak lagi. Disamping mengkoleksi naskah, museum ini juga mengkoleksi benda –benda budaya yang terbuat dari gerabah maupun kayu, foto – foto masjid kuno dan ada juga koleksi foto – foto tokoh agama.
Bagi pecinta mushaf kuno, museum ini juga menyajikan beberapa koleksi mushaf , terdapat 9 mushaf kuno yang terletak di lantai 2, koleksi mushaf tersebut berasal dari Kudus,Temanggung, Semarang dan Tegalsari sedangkan yang lain tidak ada keterangan.
Koleksi benda bersejarah di museum, di atur berdasar histori perkembangan islam yang dibagi menjadi 5 periode. Periode pertama, kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah menjadi tanda awal perkembangan islam di jawa Tengah. Periode ke dua, pesantren sebagai tempat utama meneruskan islamisasi di Jawa Tengah. Periode ke tiga perkembangan islam di daerah pedalaman Jawa Tengah menumbuhkan dialog islam dengan budaya lokal. Periode ke empat, sikap nonkooperatif pesanteren sejak masuknya kolonialisme di Jawa Tengah. Periode ke lima, pengembangan masjid Agung Jawa Tengah.
Di dalam museum, terdapat pula replika Lawang Bledhek yang diyakini sebagai karya Ki Ageng Sela. Dimana Lawang Bledheg yang asli berada di Masjid Agung Demak.
Wayang sebagai media siar agama islam juga terdapat di museum ini, bukan hanya wayang kulit saja dimana pada awal perkembangan islam digunakan oleh sunan kalijaga menyebarkan agama islam, ada juga wayang golek menak yang digunakan sebagai media siar islam dimana menceritakan perjuangan amir hamzah dalam menyebarkan agama islam.
Berikut review Museum Perkembangan Islam di Jawa Tengah yang berada di Menara Masjid Agung Jawa Tengah.
Lantai 3 :
Beda puska santri, pakaian santri, Dokumentasi Pondok Pesantren di Jawa Tengah. Surat KH Ahmad Rifai, Sejarah warak ngendog, tafsir Al Quran, kitab fiqih kuno dan karya KH Ahmad Rifai.
Ada Miniatur Masjid Anal Bakti Muslim Pancasila dan dokumentasi pembangunan masjid Agung Jawa Tengah. Selain itu terdapat Replika “Rotating Floor” Masjid Agung Jawa Tengah. Ada juga Komputer touchscreen, sayangnya sudah tidak bisa digunakan.
Ada Dokumentasi Peresmian Masjid Agung Jawa Tengah oleh Presiden SBY dan Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto. 14, November 2007. 23 Syawal 1427 H.
Di lantai 3, juga di sajikan pemandangan berupa koleksi Al Qur’an yang di tulis dengan aksara jawa pada tahun 1835 oleh Agus Ngaprah seorang abdi dalem Kraton Surakarta. Qur’an ini terbagi dalam 3 jilid yang disadur sepanjang 70 th. (1835 – 1905).
Untuk mendapatkan informasi pengunjung hanya menyentuh layar monitor komputer, jadi pengunjung bisa memilih informasi sesuai keinginan. Terdapat pula ruang multimedia dimana pengunjung bisa melihat film dokumenter perkembangan islam di Jawa Tengah.
Lantai 2 :
Barang - barang peninggalan Islam Awal masa perdagangan : sutra, rempah-rempah. dan barang pecah belah. Ada arkefak Kapal dagang, ilustrasi pelabuhan jepara abad ke XVII, dokumentasi sejarah masjid di Jawa Tengah. Dan sejarah perkembangan Islam di Jawa Tengah.
Terdapat pula informasi mengenai Masjid kecil peninggalan para Wali, Seperti Masjid Muntilan, Masjid Gogodalem, Masjid Jatirejo Suruh kabupaten Semarang.
Yang menarik disini adaGamelan dan Gayor peninggalan sunan Muria yang digunakan untuk menyebarkan Agama Islam. Juga ada beberapa wayang yang menjadi sarana penyebaran agama Islam beberapa tahun silam seperti Wayang Sadad, Wayang Tauhid, Wayang Golek Menak, Wayang Golek dan Merak.
Disana terdapat juga Mimbar masjid Terboyo. Dan cerita Sunan Terboyo yang melakukan syiar islam di pesisir dan prasasti serta peninggalan lainnya.
Alamat Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah
Museum ini terletak depan Masjid Agung Jawa Tengah Semarang yang berposisi di Jl Gajah Raya Kelurahan Sambirejo Kecamatan Gayamsari, Semarang.
Tiket Masuk Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah
Hanya dengan membayar tiket masuk Rp7000,00 / orang, pengunjung dapat masuk dan menggali sejarah Perkembangan Islam di Jawa Tengah serta menikmati indahnya Masjid Agung dan kota semarang dari atas menara.
Jam Buka Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah
Menara masjid agung dibuka mulai pukul 08.00 WIB – 20.30 WIB, sedangkan museum perkembangan islam di buka pada pukul 08.00 WIB – 15.00 WIB. Jadi, jika berkunjung ke menara Al Husna sebaiknya pagi atau siang, supaya bisa lebih puas melihat peninggalan-peninggalan bernuansa islami yang unik dan memiliki nilai seni yang tinggi. Disarankan jika ingin ke menara Al Husna jangan pada jam 17.00-18.00 karena pada saat itu petugas sedang beristirahat dan menara akan di buka lagi pada pukul 18.30.
mau yang asik ? ayam bangkok petarung
ReplyDelete