Thursday, February 23, 2017

istana air tamansari yogyakarta keunikan keraton jogja

Menelusuri Keunikan Istana Air Tamansari/Water Castle Yogyakarta 
Dalam sejarah kerajaan islam di jawa terkhusus kerajaan yang ada di sekitar wilayah Yogyakarta tidak akan dilepaskan dari kerajaan yang bernama mataram islam, yang sekarang lebih familier disebut keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Nah, mengulas tentang kerajaan jogja maka tak bisa dipisahkan dari keberadaan penciptaan arsitekturnya yang sangat bagus di sekitar keraton Jogja, selain bangunan Keraton sendiri juga terdapat bangunan yang menarik, masyarakat luas biasa menyebutnya dengan Tamansari.

Tamansari adalah sebuah komplek yang lebih banyak menonjolkan pola pada bagian air dan kolam. Hal yang sama pula bisa Petualang temukan ketika berjalan di sekitar Sumur Gemuling (Gumuling) dimana nilai artistik pada bangunan tersebut lebih banyak menunjukan pada sisi kesejukan air.
Dengan berjalannya waktu, Tamansari kemudian banyak disebut sebagai Istana Air (water castle) di karenakan nilai arsitekturnya bahkan keunikan yang terletak pada lekukan bangunan dan air yang penuh terisi dikolam kolam didalam Istana tersebut. 
Sejarah Istana Taman Sari Yogyakarta
Dalam sejarah yang beredar dan yang disampaikan oleh beberapa orang yang menjadi guide Istana Air Tamansari tersebut menyebutkan bahwa Taman ini dahulu dipergunakan oleh Raja Mataram (Jogja) untuk melakukan mandi pada bulan-bulan tertentu. Bahkan ada berbau kemistikan sedikit yang terjadi di sekitar area kolam kala itu. Ketika sang Raja hendak masuk ke Istana Air Tamansari maka beliau disambut dengan musik gamelan yang berasal dari bangunan-bangunan kecil di sekitar pintu masuk yang terdapat di depan Istana Air Tamansari. Kemudian di adakan lah upacara tertentu untuk menyambut sang Raja dan siapa saja yang hendak bertamu ke Istana Air Tamansari.

Istana Air Tamansari ini dibangun pada tahun 1758-1769 oleh Raja Mataram (Jogja) yang bernama Sultan Hamengkubuwono I. Walaupun kondisinya sekarang ini berbeda dengan pada masa Istana Air Tamansari ini dibuat, tetapi situasinya masih tetap tertata dan masih terlihat sebagian besar yang menjadi simbol dari keunikan dan arsitektur bangunan tersebut. Bangunan-bangunan yang masih tersisa misalnya Sumur Gemuling (Gumuling), Umbul Pasiraman (yang sekarang dibangun kolam-kolam ketika pertama kali masuk), Gedhong Gapura Hageng (Hageng = besar) didekat pintu masuk Gedhong Gapura Panggung (Kolam yang terdapat bangunan kembar di sisi kanan dan kiri berdekatan dengan kolam), dan beberapa bangunan yang hendak menuju ke Sumur Gemuling yang sekarang menjadi tempat bagi masyarakat jogjakarta.
Dahulu, jarak antara Istana Air Tamansari dan Sumur Gemuling adalah taman-taman yang begitu indah dan pasti sejuk, namun saat ini yang tersisa hanya taman kecil yang berada di ujung belakang Istana Air Tamansari.
Walaupun tidak seindah sesejuk bahkan senyaman pada saat Istana Air ini dibangun, akan tetapi keunikan dan artistik dari bentuk bangunan Tamansari ini masih tetap bisa dinikmati dan untuk menyejukkan hati yang sedang gundah gulana. Cuaca yang terik tidak menjadi halangan untuk merasakan kenyamanan lokasi ini, apalagi saat melihat kolam-kolam yang terisi penuh dengan air yang pasti menyegarkan dan menyejukan seakan mengajak untuk segera menjeburkan diri. Namun sekarang sudah ada larangan untuk mandi dan berendam, karena memang Istana Air Tamansari ini merupakan bangunan cagar budaya, tidak lagi diperbolehkan untuk para Petualang nyegur dan berendam. Istana Air Tamansari sangatlah pas untuk dijadikan alternatif ketika ingin menyusuri kota Jogja untuk merasakan keindahan dan keunikan Jawa dijamannya hingga sekarang.
Kalau berwisata pada hari ahad, disarankan datang pagi-pagi ke Istana Air Tamasari kemudian berjalan beberapa meter ke belakang menuju tempat Sumur Gumuling. Nah, sebelum waktu menunjukan pukul 10.00 WIB segeralah mengunjungi Keraton Jogjakarta untuk bisa menikmati tari-tarian dengan iringan musik gamelan yang menggetarkan hati, semisal ada nilai diatas (10) maka tarian dan musik keraton Jogja akan sangat pas bila dinilai sepuluh plus (10+). Selain gerakan tarian yang sangat bagus, juga tabuhan musik gamelan yang membuat pendengarnya untuk tetap terdiam karena terpikat.

Rute Menuju Keraton Taman Sari Yogyakarta
Untuk bisa sampai di Istana Air Tamansari Yogyakarta pengunjung memang butuh tenaga ekstra saat berkendara terlebih bagi pelancong yang belum pernah sama sekali berwisata di kota Jogja. Istana Air Tamasari terlokasi di Jalan Taman sekitar 10 menit dari keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pengunjung yang lewat jalur barat (Jakarta atau Kebumen) bisa lewat jalan lingkar barat (Ring Road Barat tetapi tidak menggunakan jalan ini, hanya melewati saja) setelah melewati Jalan Wates kemudian lurus saja ke arah jalan RE Martadinata menuju Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan –> Belok kiri menuju Jalan Nyai Ahmad Dahlan –> lurus Jalan Ngasem –> belok kiri sampai di Jalan Taman. Bila berasal dari kota Magelang atau Semarang, bisa melalui jalan Magelang kearah selatan melewati Jalan Tentara Pelajar –> Jalan Letnan Jendral Suprapto –> belok kiri ke arah jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan –> Jalan Nyai Haji Ahmad Dahlan –> Jalan Taman. bila dari arah timur (Surakarta atau Klaten) boleh melalui jalan Prambanan menuju barat kearah pertigaan Janti (naik ke jalan layang) lalu belok kiri ke arah Ring Road Timur –> Jalan Kusumanegara –> Jalan Sultan Agung –> Jalan Nyai Ahmad Dahlan. Atau dari jalan Janti (Jogja Expo Center) ke arah Jalan Ngeksigondo –> Jalan Perintis Kemerdekaan –> Jalan mentri Supeno –> Jalan Kolonel Sugiyono lurus ke Jalan Sutoyo belok kanan ke jalan gading (ada gapura plengkung/setengah lingkaran) melewati alun-alun selatan –> Jalan Taman.
Harga Tiket Masuk ke Keraton Taman Sari 
Harga tiket masuk ke Istana Air Tamansari cukup terjangkau bagi para Pengunjung, untuk bisa menikmati keindahan dan kenyamanan Istana Air Tamansari bahkan melihat keluasan arsitektur jaman dahulu pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 5.000, itu belum termasuk parkir kendaraan bila lewat pintu depan, apabila Pengunjung masuk melalui sumur gemuling hanya akan membayar parkiran saja namun harus berjalan sekitar 1kilometer. Kalau pengunjung memerlukan “guide wisata”, di Tamansari banyak ditemukan warga yang bekerja menjadi guide info tour, biasanya mereka menunggu di depan pintu gerbang masuk Istana Air Tamasari. Untuk biaya tambahan biasanya sekitar Rp. 25.000 ,- (guide tour biasanya tidak menyebutkan tarif yang pasti).

1 comment: